Saat itu seperti biasa di hari aktif aku berangkat kuliah, menuntut ilmu dengan semangat angin-anginan bukan juga karena hari yang masih pagi tetapi kebetulan bertepatan dengan jadwal matakuliah yang paling kuhindari. Malas rasanya pergi kuliah apalagi lokasi yang dilalui tidak cukup dekat, melainkan sangat jauh yang dapat menguras bensin satu liter setiap harinya. Jika tidak karena uang jajan mungkin aku lebih memilih tidur dirumah.
Pagi itu seperti biasa dengan mata yang masih mengantuk aku mengendarai sepedamotorku dengan kecepatan sedang. Dan sampailah aku pada perempatan yang terdapat lampu lalulintasnya. Waktu itu lampu menyala merah sehingga akupun berhenti menunggu lampu berganti hijau untuk melanjutkan jalanku.
Disela-sela waktu itu tiba-tiba dari pinggir jalan tepat dibawah lampu lalulintas ada seorang pria dewasa ingin menyebrang. Pria itu berumur sekitar 40 tahun membawa barang dagangannya berupa kerupuk dan mengenakan kacamata hitam , pakaian yang kumal, sedikit terdapat lubang yang sepertinya bekas gigitan hewan pengerat rumahan. Pria tersebut menyebrang jalan dengan menggunakan tongkat dan barulah aku tersadar bahwa pria tersebut buta.
Dan pada akhirnya pria itu menyebrang tepat didepan ku yang sedang menunggu lampu berubah hijau dengan perlahan meraba jalanan untuk aman menggunakan tongkatnya. Dan ketika pria tersebut masih berada tepat di tengah jalan, lampu berubah hijau, dan para pengguna jalan seketika menarik gas kendaraannya masing-masing. Alhasil pria tersebut kebingungan dengan suara klakson kendaraan yang ingin melintas. Ingin sebenarnya untuk aku menolong pria itu, tetapi anehnya seperti ada yang berbisik padaku untuk tetap pada jalanku. Dan aku hanya dapat melihatnya kebingungan.
Hari sudah siang dan adzan zuhur pun berkumandang. Entah hawa baik apa yang berganti berbisik padaku untuk segera mencari masjid terdekat guna melaksanakan kewajiban. Dan tibalah aku di satu masjid yang bernama Al-taqwa, dan tanpa diduga akupun bertemu dengan pria buta berumur 40 tahun yang di pagi hari tadi aku temui. Pria tersebut telah tiba terlebih dahulu dari pada aku. Karena rasa bersalah tadi pagi tidak menolongnya maka siang itu aku berinisiatif menolong mengantarkan pria itu mengambil wudu. Tetapi langkahku terhenti karena pria itu sepertinya telah terbiasa berada di masjid ini, tanpa tongkat dia berjalan mengambil wudu dan berjalan santai memasuki rumah Allah seakan dia dapat melihat dengan baik dan tau seluk beluk masjid tersebut.
Kamipun shalat berjamaah dan sekali lagi aku terkaget karena yang menjadi imam diwaktu itu adalah pria buta yang semakin familiar dimataku. Selesai shalat aku akupun berdoa, dan entah mengapa tubuhkupun enggan beranjak dari masjid tersebut sampai jamaah yang lain sudah melanjutkan aktifitasnya.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekatiku, dan ternyata orang itu adalah pria buta 40 tahun. Dia mengajakku berbincang, pada awalnya aku takut tetapi mengalir begitu saja. Dia menanyaiku, seluk beluk tentangku dan suasanapun menjadi ringan. Aku mulai penasaran ingin menggali siapa sebenarnya pria ini dan diapun mulai terbuka. Dia adalah ayah dari 3 orang anak, anak pertamanya seorang arsitek yang bekerja diluar negeri, anak keduanya bekerja dan kuliah diuniversitas ternama juga diluar negeri dan anak terakhirnya masih duduk dibangku smp. Aku tersentak kaget kenapa dia masih bekerja sebagai penjual kerupuk sementara dua anaknya cukup sukses, apa mereka tidak mengirimi uang untuk orang tuanya, dimana hati mereka. Namun pria tersebut menjelaskan bahwa sebenarnya kedua anaknya itu melarang dia untuk bekerja karena buta dan menanggung penghidupan ayah mereka. Tetapi pria buta tersebut menolak untuk berhenti bekerja, dia menjelaskan bahwa tak ada batasan untuk berusaha. Subhanallah, aku tertunduk malu dan mendengarkan semua nasehatnya. Dan taklama akupun pulang dan pria tersebut melanjutkan berjualan.
Dalam perjalanan pulang aku merenung dari apa yang terjadi hari itu. Dan aku berjanji untuk lebih semangat dalam menuntut ilmu diperkuliahannku, membuang jauh-jauh semangat angin-anginan dan lebih berusaha giat dalam belajar. Aku tahu dan sadar tubuhku lebih sempuran dari pria itu, aku bersyukur dan takkan lagi menyia-nyiakannya juga jasa orang tuaku selama ini.
sekian
2 komentar:
Jiaaah nge-blog lg dia...hihihi
klo mau template kyk aku tuh cari aja di www.mytemplatez.com bgus bgus tuh dsana
eh ne blogku yg baru http://cuman-coretan.blogspot.com
Great great great..
Sosok laki2 dan ayah yg bisa jadi teladan :)
Posting Komentar